RSS

Pages

Jumat, 11 Januari 2013

Mitigasi Bencana "Gunung Meletus"



A.   Pengertian Bencana Alam

Bencana alam adalah peristiwa alam yang menimbulkan resiko dan bahaya terhadap kehidupan manusia. Bencana alam itu terjadi dimana-mana, dan terjadi pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Kejadian bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, longsor lahan, amblesan tanah, badai taipon, banjir, kebakaran hutan, dan badai salju adalah bencana yang banyak melanda berbagai negara dan bangsa, dan menimbulkan banyak kerugian baik berupa harta, benda, bahkan nyawa manusia.





 



Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama, yaitu :
1.    Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini.
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian.
3.    Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

B.   Mitigasi Bencana

Apakah Mitigasi Bencana itu?
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah, kita harus mengetahui Bahaya (hazard), Kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya.
Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah menimbulkan korban dan kerugian.
Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana (disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa kondisi fisik, sosial dan sikap yang mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak-tanggap terhadap dampak bahaya.

Jenis-jenis kerentanan :
1.      Kerentanan Fisik : Bangunan, Infrastruktur, Konstruksi yang lemah.
2.   Kerentanan Sosial : Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, tingkat pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan wanita, lansia.
3.    Kerentanan Mental : ketidaktahuan, tidak menyadari, kurangnya percaya diri, dan lainnya.

Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap situasi tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fisik, manusia, keuangan dan lainnya). Kapasitas ini bisa merupakan kearifan lokal masyarakat yang diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Resiko bencana (Risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan  kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. 



Nah teman-teman, pada kesempatan kali ini kami berdua akan menjelaskan tentang ……..

MITIGASI BENCANA GUNUNG MELETUS

Oh yaa… Sebelum kita mempelajari tentang mitigasinya, kita harus tahu terlebih dahulu arti dari gunung meletus! Silahkan dipelajari J


Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi berupa : 
1.    Gas Vulkanik
Gas Vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida (Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida (SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
2.   Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas
Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas adalah aliran magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
3.   Lahar
Lahar merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
4.   Abu Letusan
Abu letusan adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu letusan permasalahan pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak infrastruktur tubuh.
5.   Awan Panas (Piroklastik)
Awan Panas (Piroklastik) adalah awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.


Berikut ini adalah video meletusnya “Gunung Krakatau” di Tahun 1814





A.  SEBELUM LETUSAN :
 
·         Cari tahu tentang sistem pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan alur keadaan darurat.
·         Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunung api yaitu :  
  1. Lahar dan banjir bandang
  2. Longsor dan hujan batu  (material gunung api) 
  3. Gempa bumi 
  4. Hujan abu dan hujan asam 
  5. Tsunami
·         Lakukan rencana evakuasi
  1. Apabila tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat rute mana yang aman untuk dilalui.
  2. Bentuk komunitas bahaya bencana gunung api.
  3. Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya yang dewasa sedang bekerja dan anak-anak sedang sekolah) usahakan untuk berkumpul dalam keluarga jangan terpisah. 
  4. Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai hubungan keluarga sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk kontak jarak jauh.
  5. Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat dan nomor telepon anggota keluarga yang lain.
·         Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :  
          - Baterai/senter dan extra batu baterai.
          - Obat-obatan untuk pertolongan pertama.
          - Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
          - Pembuka kaleng.
          - Masker debu.
          - Sepatu.
          - Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.

·         Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
·    Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunung api berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunung api akan sangat berbahaya. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya.
·        Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung api aktif.
·   Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung Api yang didukung dengan Peta Geologi Gunung Api.
·         Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung api.
·         Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunung api.
·         Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung api.
·     Melakukan peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya seperti peningkatan sarana dan prasarananya.       

B.  SELAMA LETUSAN :

·         Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
·         Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung yang sedang meletus.
·         Apabila terjebak di dalam ruangan/rumah :
  1. Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang/keran.
  2. Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup. 
  3. Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung.
·         Apabila berada di ruang terbuka :
1.    Cari ruang perlindungan.
2.   Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola. 
3.  Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar. Cari tempat yang lebih tinggi terutama. Lindungi diri anda dari hujan.
4.   Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana. 
5.   Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda. 
6.   Gunakan masker debu atau gunakan kain/sapu tangan untuk melindungi pernapasan anda. 
7.   Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya kalau mendengar adanya aliran lahar.
·  Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api.
·      Akibat letusan gunung api bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat mengenai orang yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus. Hindari lembah-lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang dapat membawa maut.
·      Apabila melihat permukaan aliran air sungai naik, cepat-cepat cari daerah yang lebih tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan, jauhi jembatan tersebut. Aliran lahar memiliki daya kekuatan yang besar, membentuk aliran yang mengandung lumpur dan bahan gunung api lainnya yang dapat bergerak dengan kecepatan 30-60 km/jam. Awan panas yang mengandung debu gunung api dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat. Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir bahaya letusan gunung api.

C.   PASCA LETUSAN :

·         Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona hujan abu.
·         Apabila berada di luar ruangan :
1.    Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunung api dapat mengiritasi sistem pernapasan anda. 
2.   Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda. 
3.   Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunung api. 
4.   Bersihkan atap dari hujan debu gunung api.
5.  Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap bangunan. Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah.
·        Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat.
·  Mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan tersebut.
·   Apabila punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak dengan debu gunung api.
·         Tinggalah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.
·         Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan.
·         Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya.
·         Memberikan saran penanggulangan bahaya.
·         Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang.
·         Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak.
·         Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun.
·         Melanjutkan pemantauan rutin.     


Terimakasih
Semoga Bermanfaat J